Jumat, 23 Mei 2014
Sebuah cerpen : Senja yang sama
Senja yang Sama, that true
Selamat sore senja. Lagi-lagi
indah, tetapi tetap tidak menyampaikan apa-apa. Aku berteriak pelan di dalam
hati, senja aku mencintainya. Kapan kita bisa melihat senja bersama? Duduk di
pinggir danau, dan menceritakan hal-hal yang indah. Minum susu, makan coklat
bersama. Senja, tunggu aku datang bersamanya, kita akan sama-sama berbicara
tentangmu. Berbicara tentang keindahan. Beribu keindahan. Jangan berhenti
bersabar, karena aku sendiri pun tak tau kapan aku akan datang bersamanya.
Beristirahatlah dulu di balik bukit itu, besok kita bertemu lagi.
Pagi yang masih selalu sama,
Alhamdulillah..Allah masih memberiku kesempatan untuk hidup hari ini,
kesempatan untuk menyiramkan air kebahagiaan untuk orang-orang tersayang, bapak
ibukku..yaa walaupun setetes demi setetes. Biar aku cicil untuk membuatkan
danau untuk mereka. Danau tetesan keringat kerja kerasku, untuk mereka.
Dimana handphoneku? “Di atas
lemari”,
|
|
“Dew, ngampus jam berapa?”
“Jam 10.00 Ra, kenapa?”
“Oh, nggakpp”
“Kamu nggak ngampus?”
“Males Dew.”
“Kenapa?, gara-gara si Arif ya,
masih saja nyimpen perasaannya?”
“Entahlah Dew, aku mau fokus
kuliah dulu, nggak mau mikirin dia dulu. Aku mau sering-sering nulis, biar
sekali-kali bisa terbit di majalah, nggak cuman mentok di mading kampus. Eh,
tapi aku nggak bilang nyerah hlo Dew, He still in my heart, always.”
“Cie, iya deh Ra, sebagai temen
juga cuman bisa support kamu aja, yang sabar, jodoh nggak kemana kali.”
“Siap bu Dokter” teriakku.
Ke danau belakang kampus saja.
Aku mau nulis di sana. Nulis apa saja? Di sana selalu ada cerita untuk kutulis,
cerita tentang senja, lagi-lagi. Monoton, tetapi tetap indah. Senja, tunggu
aku.
Tumben banyak orang di sini,
orang-orang yang berpasang-pasangan. Aku masih saja sendiri, biarlah..cuek
saja. Aku duduk di bawah pohon rambutan, rindang, nggak panas..iyalah kan ini
udah sore. Siapin susu kotak sama coklatnya biar nulisnya tambah enak. Mau
nulis apa? Menulis tentang puncak kesabaran seseorang yang menunggu cintanya,
aku banget itu. Hm.
Tuhan, aku rasa aku sudah
berasa di puncak kesabaran, di puncak kelelahan, bolehkah aku menyerah? Mengapa
mencintai orang bisa sesakit ini? Tetapi mengapa juga Kau masih memberiku rasa
bahagia untuk rasa yang tak kunjung putih ini Tuhan. Aku pikir aku mampu
bertahan untuk tidak mengungkapkan, aku rasa aku sudah cukup bahagia dengan
diamku, aku selalu bersamanya di dalam doa, seperti malam-malam kemarin. Tetapi
darimana dia tahu, aku mencintainya. Rasa-rasanya inginku teriakkan semua isi
hati, ingin kupuisikan rasaku untuknya, dan ingin ku senandungkan perasaan ini.
Lagi-lagi diam adalah pada akhirnya.
Tetapi kau harus tahu, diam
tidak selamanya buruk. Katanya diam itu emas, apa iya? Sakit, sangat sakit.
Sesak, sulit untuk bernafas. Sepertinya aku tidak bisa mencintai selainnya.
Mengapa? Entahlah..
Senja, selamat berstirahat di
balik bukit itu. Mimpi indah ya. Aku pulang dulu, doakan aku, besok datang
bersama orang yang aku cinta, kita akan mengantarkan tidurmu di bawah pohon
ini. Sama susu kotak dan coklatnya juga.
“Assallamualaikum”
“Wallaikum salam, dari mana Ra?
Kamu udah makan?”
“Dari danau belakang kampus
Dew, sudah kenyang gara-gara susu kotak sama coklat, kamu aja yang makan”
“Bener? Eh, aku ada titipan nih
dari si ketua LPM”
“Arif maksudnya?. Beneran?”
“Iya, ini baca aja sendiri!”
“Dia ngajakin ketemuan, Dew”
“Serius?”
“Iya, ini baca. Di Danau
belakang kampus.”
“Cie, akhirnya dia peka juga”
“Belum tentu mau ngomongin
hati, Dew. Tapi ya doain aja.”
Nggak bisa tidur, masih saja
memikirkan apa yang sebenarnya mau dibicarakan sama si Arif. Jangan kepedean
dulu Ra, siapa tau cuman pengen ngobrol aja. Ah, semoga sesuai dengan yang
diharapkan. Pukul 00.38, mau sampai jam berapa? Ketemunya juga masih besok
sore, besok pagi ada kelas seni music, dosennya killer. Kalo telat bisa-bisa
nggak dibolehin masuk kelas tambah-tambah tugas yang segitu banyaknya.
Yasudahlah, ayo tidur.
“Ra, bangun..ayo sholat dulu.”
“Iya Dew, sebentar ya, lima
menit lagi.”
“Ini udah jam 05.00 Ra, cepet
gih bangun, ambil wudhu, kita sholat bareng-bareng.”
“Iya iya bu dokter.”
Sebenere masih ngantuk, belum mau
diajak melek ni mata. Tapi kewajiban seorang muslim ya sholat, biar masuk
surga. Pagi ini dingin, hanya di pagi ini, kemarin-kemarin nggak. Mungkin mau
pergantian musim. Ah.
“Kamu imam ya Ra”
“Kamu aja Dew”
“Yaudah ayok”
Lima menit, hanya lima menit
saja bisa beli tiket ke surga, Alhamdulillah.
“Doa apa sih Ra? Khusyu’
banget?”
“Berdoa buat nanti sore,
hehehe.”
“Segitunya Ra, nggakpapa
deh..semoga dikabulin ya”
“Amin Dew, kamu kuliah jam
berapa?”
“Jam tujuh Ra, kenapa?”
“Nebeng ya, motorku lagi di
bengkel, mau jalan kaki males ni”
“Manja!”
“Sekali-kali boleh dong, hehe”
“Iya iya bu guru”
“Nah, gitu dong, nanti makan
siang aku yang traktir deh”
“O, jadi nyogok nih?”
“Bukan nyogok Dew, tapi balas
budi, hehe”
“Iya deh bu guru cantik”
. . . . . . .
“Dew, anak kedokteran
ganteng-ganteng ya? Kelihatan smart semua. Tapi anak FKIP juga nggak kalah sih,
boleh dong kenalin sama pak dokter ganteng, hehe”
“Terus, si Arifnya gimana Ra,
mau diajak ketemuan kok malah mau move on sama pak dokter?”
“Arif mah tetep di hati Dew,
kan cuman kenalan, nggak salah dong ya?”
“Iya nggak salah sih Ra”
“Duluan ya Ra, happy study bu
dokter, jangan lupa ya..kenalin sama pak dokter ganteng, haha.”
“Dasar kamu Ra, sukanya usil”
. . . . . .
“Ra, pinjem novel yang kemarin
kamu baca dong?”
“Ada tuh di kos, besok ya Don”
“Oke”
Itu tadi si Doni, penggila novel,
kemana-mana bukannya bawa kamus Matematika, Fisika, Kimia eh ini malah bawa
novel. Sayangnya dia nggak bakat nulis, jadi belum tentu dong ya orang yang gila
baca itu pinter nulis.
Dosennya ganteng, masih muda,
pinter main bermacam-macam alat music, pinter nyanyi, kurang perfect gimana
coba? Tapi ati-ati, dosennya nggak jinak, galak, nyeremin. Gantengnya ilang
deh. Eh, kok malah ngomongin pak dosen sih. Jangan lupa nanti ada janji sama si
Arif, penghuni hati Rara. Haha.
. . . . . .
Senja, aku datang bersamanya.
Sabar ya. Nanti aku kenalin.
“Hey Ra? Sudah lama nunggu?”
“Oh, nggak kok, baru saja.”
“Ini, susu kotak sama
coklatnya?”
“Kok?”
“Nggak usah heran, kamu suka
kan?”
“Iya, suka, makasih, sebenernya
ada kepentingan apa Rif?
“Kemarin aku liat kamu nilis di
sini, bawa susu kotak sama coklat, makanya aku bawain buat kamu. Kamu suka
nulis? Hobby? Biasanya nulis apa? Puisi? Cerpen? Apa mau bikin novel ya?”
“Oh, gitu. Iya suka, hobby
sih..nulis apa aja, puisi, cerpen, tapi kalo novel belum, biasanya kalo lagi
galau gitu malah banyak inspirasinya, lari deh ke sini, liat senja tu, indah
ya.”
“Jadi sering-sering galau aja
Ra, biar selalu ada inspirasi buat nulis.”
“Yee, nggak gitu juga kali
Rif.”
“Sebenernnya aku mau ngajakin
kamu kerjasama, mau nggak bikin tulisan buat majalah kampus bulan ini? Temanya
pendidikan, kamu kan calon guru nih?”
“Oh, pendidikan ya? Boleh, aku
usahain, ada deadlinenya nggak?”
“Duaminggu ya Ra, sanggup?”
“Oke.”
“Deal ya Ra, jadi sekarang
tugasku cuman satu nih.”
“Iya deal, tugas apa?”
“Bikin kamu galau terus biar
tulisannya cepet selese, haha.”
“Bolehboleh, asal seneng
kamunya.”
“Yee, kok ngambek, becanda Ra.”
Senja, dia yang duduk di
sampingku, berbicara denganku, sore ini membahagiakan. Kita cocok nggak? Jangan
pergi dulu, temenin kita sampai susu kotakny abis ya.
“BTW, kamu sering ke sini?”
“Sering Rif. Karena sering
galau juga, makanya larinya ke sini. Di sini ada yang ngobatin galaunya sih.”
“Oh ya, siapa?”
“Itu, si senja.”
“Emangnya galau kenapa sih Ra?
Pasti gara-gara pacarnya ya?”
“Nggak kok, nggak punya pacar?”
“Aah, yang bener? Nanti ilang
hlo.”
“Serius.”
“Mau nggak jadi pacarku?”
“Ha?”
“Becanda Ra, serius amat sih,
haha.”
“Yee, jail kamu Rif.”
Nggakusah becanda aja Rif, aku
mau kok jadi pacarmu, hampir satu tahun aku nyimpen perasaan ini. Tapi
sudahlah, duduk bareng ditambah ngobrol kayak gini aku udah seneng kok. Hm.
“Ngelamunin apa Ra?”
“Bukan apa-apa kok, senjanya
udah mau istirahat, kamu masih mau di sini?”
“Iya, sebentar lagi Ra.”
“Yaudah, aku duluan ya.”
“Mau dianter?”
“Nggakusah, makasih.”
“Yaudah, ati-ati Ra.”
Senja, maaf aku pulang
duluan..sebener e sih masih pengen ngobrol sama Arif, tapi grogi akunya, takut
ketauan, hehe. Kamu selamat istirahat ya, jangan lupa berdoa.
“Gimana ketemuannya Ra?”
“Seru.”
“Kok seru doang, nyenengin
dong, dia ngomong apa?”
“Iya seneng lah Dew, dia just
nyuruh aku bikin tulisan buat majalah kampus bulan ini.”
“Wah, bisa-bisa modus itu Ra?”
“Modus gimana sih, jelas-jelas
dia cuman minta tolong.”
“Iya sapa tau aja biar dianya
bisa deket sama kamu terus.”
“Nggakboleh kege eran dulu ah
Dew, biar ngalir apa adanya aja, ya nggak?”
“Tumben, kok pasrah
gitu..biasanya exsaited banget.”
“Nggakpapa Dew, takut kalo
cuman PHP, nyakitin, ih nggak mau ah.”
“Oh, moga aja nggak PHP Ra, aku
yakin kok, tunggu aja tanggal mainnya, haha.”
“Iya bu dokter.”
Bintang, izinkan sebentar saja,
aku ingin bersamamu malam ini, melepas segala resah dalam hati. Apa aku masih
boleh berharap? Bantu aku menjawabnya. Kalian indah, kalian selalu bersinar
dalam gelap, kalian butuh gelap, aku butuh jawaban. Kunang-kunang itu juga
butuh gelap untuk terlihat cantik, ayolah aku hanya butuh jawaban.
“Ra, ada
pesan ini”
“Buka aja Dew, dari siapa?”
“Arif Ra.”
“Serius kamu Dew, ah nggak
mungkin.”
“Iya, sini deh.”
“Dia dapet nomerku darimana
ya?”
“Nggah penting dapet darimana,
yang penting dia nyemangatin kamu bikin tulisannya tuh.”
“Iya, buat kepentingan dia Dew,
sms apa kek, selamat malem kek, ngingetin jangan lupa maem kek.”
“Sabar Ra, ada saatnya.”
“Iya Dew, iya sabar terus
akunya.”
~dew, semangat ya
bikin tulisannya J~
Itu pesan pertamanya, lalu
pesan apa lagi ya? Jangan lupa makan, mungkin.
“Hey Ra? Mana novelnya?”
“Kamu Don, ini.”
“Eh, kemarin si Arif minta
nomer Hp kamu, udah sms?”
“Oh kamu to yang ngasih nomerku
ke dia?”
“Nggak boleh ya, maaf Ra.”
“Boleh banget kok Don, haha.
Iya, dia udah sms aku.”
“Cie, ada yang lagi pdkt nih.”
“Apaan sih Don, udah ah aku mau
ke kelas dulu.”
“Thaks ya Ra, novelnya, tiga
hari aku kembaliin.”
“Oke.”
Tumben, semangat banget hari
ini kuliahnya, serasa ada harapan yang akan menjadi indah. Apa? Siapa? Arif?
Semoga…
~Ra, makan siang
bareng yuk, aku tunggu di kantin ya? J~
Tuh, kan panjang umur, Tuhan,
terimakasih, semoga ini jawabannya.
“Hey Rif, udah lama nunggu?”
“Lumayan Ra.”
“Aduh, maaf ya, soalnya tadi
ada urusan sama dosen, biasalah tugas numpuk-numpuk.”
“Its Oke Ra, mau makan apa?”
“Terserah kamu aja Rif.”
“Btw, udah sampe mana
tulisannya?”
(Tuh kan,
ngajakin makan cuman mau nanyain tulisan)
“Ra?, kok
diem?”
“Eh, iya ini
aku udah buat, tinggal dikit kok, besok ya?”
“Cepet banget
Ra, kan deadline duaminggu, kok cuman duahari?”
“Kalo bisa
diselesein cepet kenapa dibikin lama, iya nggak?”
“Iya Ra,
hebat kamu.”
(Just
smile, itu caraku bikin kamu seneng Rif. Dengerin hatiku berteriak, aku
menyukaimu)
“Bakso?”
“Kenapa Ra,
nggak suka sama Bakso ya? Sini biar diganti saja makanannya.”
“Suka banget
Rif, makanan favorit.”
“Wah, kok
bisa sama Ra? Kapan-kapan boleh dong kita kuliner Bakso keliling Jakarta?”
“Hehe, iya
boleh Rif.”
. . . . . . .
. . .
~Ra, jangan lupa makan J~
Senja, hanya
membaca pesannya, aku bahagia. Dia perhatian ya? Doain aku ya senja, semoga dia
nggak mehapein aku. Tapi, sejauh ini aku masih biasa sih sama dia, takut salah
mengartikan, jadi ya keep calm aja.
“Hey Ra?”
“Eh, kamu
kesini juga Rif?”
“Ini, susu
kotak sama coklat?”
“Repot-repot
Rif, pasti ini ya sogokannya buat tulisan?”
“Yey, kok
sogokan sih Ra, tulus tauk ngasihnya.”
“Cie, makasih
ya, sering-sering aja.”
“Maunya kamu
Ra.”
“Senja, kamu
kenal sama gadis berkerudung yang sekarang duduk di sampingku? Cantik ya?”
“Apaan sih
kamu Rif, gombal tren 2014 ya?”
“Haha, keren
kan Ra?”
“Nggak, biasa
aja.”
“Jahat ya
kamu, awas aja.”
“Awas apa,
bisa-bisa nggak tak selesein tuh tulisannya, biar majalahmu nggak jadi terbit.”
“Iya-iya Ra,
maaf, segitunya. Jadi nyesel gombalin kamu.”
“Satu kosong
Rif, hahaha.”
“Ia deh,
ngalah sama cewek cantik.”
“Th kan
gombal lagi, udah ah, aku mau pulang.”
“Iya sana
pulang, ati-ati ya Ra.”
“Oke Rif.”
. . . . . . .
.
Bintang, sore
ini indah, seindah senja. Dia bilang aku cantik, biar gombal nggakpapa, yang
penting aku seneng. Bintang, jaga Arif ya.
~Ra, kamu cantik, dan aku nggak
gombal J~
~Ra, jangan terlalu capek,
deadlinenya duaminggu kok J~
`iya Rif, keep on fighting kok,
selamat beristirahat J`
~iya Ra, terimakasih untuk hari
ini, aku bahagia J~
`maksudnya, kok terimakasih sama
aku?`
~nggakpapa, nanti juga kamu tau
jawabannya J~
Selamat pagi
embun, semoga hari ini menyenangkan, aku mau ngasih tulisan sama Arif, doain
dia suka sama tulisanku ya.
Kemana kamu
Rif? Aku udah keliling kampus kok nggak ketemu-ketemu. Disms juga nggak bales,
ditelfon nggak diangkat. Ah, mungkin dia lagi sibuk sama kuliahnnya. Keep
positive thinking aja. Ke perpus saja, baca-baca, biar nambah kosa kata.
Nggak focus,
just Arif in my brain, nggak tenang, Tuhan ada apa ini?
“Dew, Arif
nggak ada kabar nih.”
“Baru satu
hari Ra, tenang lah, mungkin dia lagi sibuk sampe nggak mau ada yang ganggu.”
“Dia PHP kan
Dew, apa aku bilang.”
“Kamu jangan
negative thinking gitu Ra, tenang lah, baru satu hari.”
“Hm,
entahlah, pokoknya nggakbisa tenang.”
Satu hari,
dua hari, tiga hari, masih nggak ada kabar. Sebenernya apa sih maksudnya? Apa
maksudnya susu kotak sama coklat yang dia kasih kemarin-kemarin? Apa maksudnya
ngingetin jangan lupa makan? Apa maksudnya ngingetin jangan capek-capek? Apa
maksudnya bilang aku cantik? Apa maksudnya bilang terimakasih dan dia bahagia
hari itu? Entah Rif, aku nggak tau. Aku cuman mau ngasih tulisan buat majalah
kampusmu Rif, cuman itu kok.
~Ra, Arif dirawat di Rumah
sakit, empathari yang lalu dia kecelakaan pas mau pulang dari Danau~
Sore itu?
Berarti terakhir dia sms, sudah di rumahsakit? Sudah kecelakaan?
Jangan nangis
Ra, jangan sedih, Arif baik-baik saja. Pasti.
`gimana keadaan Arif Don?`
~kritis Ra~
Tuhan, jangan
biarkan dia kenapa-napa. Peluk dia Tuhan, kuatkan dia. Baru sebentar aku
merasakan bahagia dengannya. Aku menyayanginya. Rif, yang kuat ya, kamu pasti
sembuh.
“Rif, ini aku
Rara, kamu kenapa? Ini aku bawa tulisan yang kamu minta. Bangun Rif, kamu nggak
mau liat senja seperti kemarin sore? Nanti aku yang bawa susu kotak sama
coklatnya. Kapan kita keliling Jakarta, kuliner bakso, makanan favorite kita.
Rif, kamu denger aku bicara kan? Bangun Rif.”
“Nak Rara?”
“Iya bu, ibu
siapa?”
“Saya ibunya
Arif,.”
“Kok ibu tau
saya Rara?”
“Arif nitip
ini buat kamu sebelum dia kritis.”
“Surat?”
“Baca saja
Nak.”
~Ra,
aku sayang sama kamu, baik-baik ya. Aku sudah kirim surat buat senja, senja mau
jagain kamu, baik-baik Ra. Terimakasih, aku bahagia mencintamu~
Tuhan, kenapa
harus kau berikan aku ujian seperti ini? Dia juga menyukaiku Tuhan, dia
mencintaiku, bangunkan dia, jangan kau ambil dia. Aku ingin menjaganya Tuhan.
“Rif,
bangun..aku juga mencintaimu.”
Dokter,
bangunkan dia, sembuhkan dia dok.
“Maaf nak,
sepertinya dia bertahan sampai sekarang hanya karena menunggumu, dia sudah
pergi.”
Nggak
mungkin. Tuhan, mimpi buruk apa ini. Cubit aku Tuhan, ini hanya mimpi buruk.
Senja, aku
mau baca suratnya Arif yang ditulis buat kamu. Mana? Aku mau baca. Aku sedih,
aku sakit, kenapa harus berakhir seperti ini? Terimakasih untuk empat hari
kemarin Rif, aku bahagia. Setiap ada pertemuan pasti juga ada perpisahan, ada
semilir duka, tapi aku percaya ini takdir yang sudah Allah gariskan untuk kita.
Selamat beristirahat bersama senja Rif , senja yang sama seperti kemarin. Tidur
yang nyenyak Rif. Mimpi indah. Aku mencitaimu.
Tugas Pembelajaran PKN
TUGAS PENDIDIKAN PKn
Disusun guna memenuhi tugas Pembelajaran PKn
Dosen Pengampu : Jaka Siswanta M.Pd
Disusun Oleh :
1.
Iin Puji Artini (115-12-045)
2.
Ani Maftuchah (115-12-056)
3.
Indah Asfaradina (115-12-058)
4.
Choirul Amri (115-12-072)
5.
Mila (115-13- )
JURUSAN TARBIYAH
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga
2014
SOAL :
PENDEKATAN SCIENTIFIC
1. Beri penjeasan tentang rasionalisasi, penerapan pendekatan
scientific dalam pembelajaran PPKn !
2. Uraikan prinsip-prinsip dasar penerapan pedekatan scientific dalam
pembelajaran PPKn !
3. Uraikan isi komponen/tata urutan pendekatan scientific dalam
pembelajaran PPKn !
4. Uraikan penjelasan masing-masing komponen pendekatan scientific
aplikasinya dalam perencanaan pembelajaran !
5. Berikan contoh konkrit langkah-langkah penerapan pendekatan
scientific dalam kegiatan inti pmbelajaran sebagai mana tertulis pada formar
perencanaan pembelajaran !
SI dan SKL
1.
Berikan
penjelasan tentang konsep dasar SI-SKL, komponen SI-SKL, dan keterkaitan antara
SI-SKL !
2.
Berikan
penjelasan analitik mengenai pentingnya keberadaan SI-SKL dalam implementasi
kurikulum pendidikan !
3.
Uraikan hasil
analisis saudara tentang kesesuaian SI-SKL maple PPKn !
4.
Uraikan hasil
analisi saudara tentang kesesuaian KI-KD maple PPKn !
5.
Buatlah
penjabaran dari KD ke Indikator pencapaian kompetensi maple PPKn dari kelas 1-6
SD !
PENDEKATAN TEMATIK
1.
Berikan
penjelasan tentang konsep dan pentingnya pendekatan tematik dalam kegiatan
pembelajaran !
2.
Berikan penjelasan
rasionalisasi landasan filosofis, yuridis, dan psikologis dari penerapan
pendekatan tematik dalam pembelajaran di SD/MI !
3.
Berikan
penjelasan mengenai penerapan model-model pembelajaran tematik dalam kegiatan
pembelajaran !
4.
Berikan
penjelasan langkah-langkah pembelajaran tematik dalam kegiatan pembelajaran !
5.
Buatlah
diskripsi implementasi pendekatan scientific dalam pembelajaran tematik di
SD/MI !
PENYUSUNAN BAHAN AJAR
1.
Berikan
penjelasan mengenai hakikat bahan ajar dan jenis/bentuk-bentuk bahan ajar
berikut contoh konkritnya dalam maple PPKn !
2.
Berikan
penjelasan mengenai peran penting guru dalam kaitannya dengan keberadaan bahan
ajar !
3.
Berikan
penjelasan berikut contoh konkritnya mengenai pertimbangan penyusunan bahan
ajar !
4.
Buatlah contoh
konkrit langkah-langkah penyusunan bahan ajar !
5.
Buatlah contoh
ril mengenai cakupan materi/bahan ajar maple PPKn di SD/MI !
JAWAB
PENDEKATAN SCIENTIFIC
1.
Pembelajaran
saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam
membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan
adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains,
terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa
(Alfred De Vito, 1989).
Model ini menekankan pada proses pencarian
pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta
didik dipandang
sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan
mengkoordinasikan kegiatan belajar.
2.
Prinsip-prinsip
dasar penerapan pendekatan scientific :
a.
Substansi atau
materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda, aau dongeng semata.
b.
Penjelasan
guru, respon peserta didik, dan interaksi guru-peserta didik terbebas dari
prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang
dari alut berpikir logis.
c.
Mendorong dan
menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam
mengedentifikasi, memahami, memecahkan masalah,dan substansi atau materi
pelajaran.
d.
Mendorong dan
menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan,
kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau mata pelajaran.
e.
Mendorong dan
menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola
pikir yang rasional dan obyektif dalam merespon substansi atau materi
pelajaran.
f.
Berbasis pada
konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
g.
Tujuan
pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas.
3.
Isi
komponen/tata urutan pendekatan scientific :
a.
Mengamati
b.
Menanya, dan
c.
Menalar
4. a. Mengamati, metode mengamati
mengutamakan kebermaknaan proses pembelajara(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek
secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya.
Dalam pembelajaran ilmu-ilmu PPKn,
pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut, contoh:
·
Proses
terbentuknya negara
·
Sejarah bangsa
Indonesia
Sedangkan dalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan melalui berbagai
media yang dapat diamati siswa, misalnya: video, gambar, grafik, bagan, dsb.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.
·
Menentukan
objek apa yang akan diobservasi
·
Membuat pedoman
observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi
·
Menentukan secara jelas
data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder
·
Menentukan di
mana tempat objek yang akan diobservasi
·
Menentukan
secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar
berjalan mudah dan lancar
·
Menentukan cara
dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku
catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
b.
Menanya, Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru
bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya
belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika
itu pula dia mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
Artinya guru dapat menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam
bentuk pertanyaan. Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Diusahakan
setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan guru, tetapi yang bertanya peserta
didik. Berikut manfaat / fungsi bertanya:
·
Membangkitkan
rasa ingin tahu, minat, dan perhatian
peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
·
Mendorong dan
menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan
dari dan untuk dirinya sendiri.
·
Membangkitkan
keterampilan peserta didik dalam berbicara.
·
Mendorong
partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan
berpikir, dan menarik simpulan.
·
Membangun sikap
keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya
kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
·
Membiasakan
peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan
yang tiba-tiba muncul.
·
Melatih
kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama
lain.
c.
Menalar, Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar,
yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif
merupakan cara menalardengan menarik simpulan dari fenomena atau
atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar
secara induktif lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman
empirik.
Penalaran
deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari
pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang
bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara
kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang khusus.
5.
Contoh konkrit langkah-langkah penerapan pendekatan scientific dalam
kegiatan inti :
Mengamati
·
Membaca berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia dari berbagai literatur dan
media cetak.
·
Menyaksikan penayangan Video awal reformasi tahun 1998 (12 Mei 1998)
Menanya
·
Menanyakan
sebab-sebab kasus pelanggaran HAM di Indonesia
·
Menanyakan intisari dari tayangan video
Mengeksperimenkan/mengeksplorasi-kan
·
Menentukan
sumber data akurat yang ada di lingkungannya terkait dengan kasus pelanggaran HAM di Indonesia
·
Mengumpulkan
data dari berbagai sumber termasuk media cetak dan elektronik tentang kasus
pelanggaran HAM di Indonesia
·
Mengumpulkan
data dariberbagai sumber termasuk media cetak dan elektronik tentang
sebab-sebab terjadinya kasus pelanggaran HAM di Indonesia
Mengasosiasikan
·
Mencari
hubungan pelanggaran HAM dengan aspek social budaya, politik, ekonomi dan
Hankam dalamkehidupan masyarakat Indonesia
·
Mencari
hubungan pelanggaran HAM dengan nilai-nilai Pancasila dan pasal-pasal UUD NKRI
1945, dan UU No. 39/1999
·
Mencari
hubungan pelanggaran HAM dengan Piagam HAM Internasional ( The Universal Declaration of Human Rights)
Mengkomunikasikan
·
Mempresentasikan
hasil analisis tentang berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia
·
Menyampaikan
hasil temuan tentang kasus pelanggaran HAM dalam bentuk lisan, tulisan, gambar
atau media lainnya.
JAWAB
STANDAR ISI
(SI) – STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
1.
~ Konsep Dasar
Standar Isi : ketentuan yang berisi ruang ingkup materi dan tingkatan
kompetensi yang dituangkan dalam criteria tentang kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran
yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah yang selanjutnya
disebut Standar Isi mecakup lingkup
materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan
minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertetu.
Komponen Standar Isi : Standar Isi memuat kerangka dasar, struktur
kurikulum, beban ajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan/akademik.
~Sedangkan konsep dasar Standar Kompetensi Lulusan : kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidian. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran
atau kelompok mata pelajaran. SKL pada jenjang pendidika dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan tingkat lanjut.
Komponen Standar Kompetensi Lulusan : Komponen SKL meliputi Standar
Kompetensi Lulusan satuan pedidikan (SKL-SP), Standar Kompetensi Kelompok mata
pelajaran (SKL-MP), dan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD).
SKL-SP berisi kualifikasi kemampuan minimal yang menggambarkan
penguasaan sikap, pengetahuan, serta keterampilan yang diharapkan dicapai untuk
satuan pendidikan tertentu. SKL-MP beris kualifikasi kemampuan minimal yang
menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, serta keterampilan yang diharapkan
dicapai untu kelompok mata pelajaran tertentu. SK-KD merupakan arah dan
landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indicator
pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Keterkaitan antara SI dan SKL adalah bahwasanya SI dan SKL
merupakan landasan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2.
Kaitannya
dengan KTSP, pengembangan kurikulum tingkat nasional dilakukan dalam rangka
mengembangkan Standar Nasional Pendidikan , yang mana saat ini mencakup Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untuk setiap satuan pendidikan pada
masing-masing jenjang dan jenis pendidikan, terutama pada jalur pendidikan
sekolah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keberadaan SI-SKL dalam implementasi
kurikulum pendidikan sangat penting, karena kedalaman muatan kurikulum setiap
mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang
harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban ajar yang tecantum dalam
struktur kurikulum. Kompetensi tersebut terdiri atas standar kompeten dan
kompetensi dasaryang dikembangkan berdasarkan Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan.
Adapun jika kita kaitkan dengan fungsi masing-masing, yakni SI
·
sebagai acuan
dalam menetapkan kompetensi tamatan satuan pendidikan tertentu
·
acuan dalam
menetapkan kompetensi bahan kajian mata pelajaran tertentu pada satuan/tingkat
pendidikan tertentu
·
acuan dalam
menetapkan kompetensi mata pelajaran tertentu untuk satuan pendidikan tertentu
·
acuan dalam
menyusun silabus pembelajaran mata pelajaran terdikan tertentu untuk satuan
pendidikan tertentu
sedangkan fungsi dari SKL yaitu :
·
criteria dalam
menentukan lulusan peserta didik pada setiap satuan pendidikan
·
rujukan untuk
penyusunan standar-standar pendidikan lain
·
arah
peningkatan kualitas pendidikan secara mendasar dan holistic pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah
·
pedoman
penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik, terdiri dari kompetensi
untuk seluruh mata pelajaran yang mencakup aspek sikap, pengehuan, dan
keterampilan.
3.
Analisis SI PKn
MI, meliputi :
·
Analisis
rumusan KI-KD PKn MI
·
Analisis
penjabaran KI-KD mata pelajaran PKn MI
·
Analisis
penjabaran KD-Indikator mata pelajaran PKn MI
·
Analisis
silabus pembelajaran PKn MI
Sedangkan dalam melakukan analisis rumusan SKL PKn MI dapat
mempertimbangkan sebagai berikut :
·
Penggunaan kata
kerja operasional
·
Aspek pembelajaran
;
a.
Keterkaitan
dengan lingkungan kehidupan peserta didik
b.
Keterkaitan
dengan perkembangan peserta didik
c.
Kompleksitas
materi
d.
Kesesuaian
dengan penjabaran seluruh ruang lingkup materi pelajaran
e.
Konsistensi
penyajian rumusan
·
Tingkat ranah
(aspek) berdasarkan taksonomi Bloom
4.
Analisis
rumusan KI maple PKn MI, bertujuan untuk mengetahui lebih jauh kesesuaian
penggunaan kata kerja dalam setiap rumusan SK pada tiap kelasnya
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok
yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1),
sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan
pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi
Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara
integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta
didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan
pengetahuan (kompetensi inti kelompok 4).
Analisis Rumusan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan MI, bertujuan untuk mengetahui lebih jauh kesesuaian penggunaan
kata kerja dalam setiap rumusan KI pada tiap kelasnya dan tingkatan kompetensi
yang dicapai.
5.
Analisis
penjabaran KD-Indikator PKn MI :
Langkah penting yang harus dipahami guru dalam kaitannya dengan
KTSP, ialah bahwa guru harus mampu menjabarkan kopetensi dasar ke dalam
indicator kompetensi, yang siap dijadikan pedoman pembelajaran dan acuan penilaian.
a.
Kompetensi
dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indicator pencapaian. Sedangkan
Indikator Kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur/diamati untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata pelajaran.
b.
Perumusan/penyusunan
indicator pencapaian perlu memperhatikan kata-kata operasional yang dapat
diukur/diamati yang sesuai dengan KI-KD yang akan dijabarkan.
c.
Langkah-langkah
penjabaran kompetensi dasar ke dalam idikator kompetensi adalah :
·
Mengidentifikasi
kata-kata untuk indicator kompetensi
Berikut disajikan kata-kata Operasional yang dapat digunakan untuk
Indikator kompetensi, baik menyangkut kognitif, afektif, maupun psikomotorik
(Moore, 2001:92-94, Rosyada, 2004:140-142)
|
No
|
Aspek
|
Kompetensi
|
Indikator
Kompetensi
|
|
|
1
|
Kognitif
|
Knowledge (Pengetahuan)
Comprehension
(Pemahaman)
Application
(Penerapan)
Analysis
(Analisis)
Synthesis
(Sintesis)
Evaluation
(Evaluasi))
|
Menyebutkan,
menuliskan, menyatakan, mengurutkan, mengidentifikasi, mendifinisikan,
mencocokan, member nama, memberi table, melukiskan.
Menerjemahkan,
mengubah, menggeneralisasi, menguraikan, menuliskan kembali, merangkum,
membedakan, mempertahankan, menyimpulkan, mengemukakan pendapat, dan
menjelaskan.
Mengoperasikan.
Menghasilkan, mengubah, mengatasi, mengunakan, menunjukkan, mempersiapkan,
dan menghitung.
Menguraikan,
membagi-bagi, memilih, dan membedakan
Merancang,
merumuskan, mengorganisasikan, menerapkan, memadukan, dan merencanakan.
Mengkritisi,
menafsirkan, mengadili, dan memberikan evaluasi.
|
|
|
2
|
Afektif
|
Receiving
(Penerimaan)
Responding
(Menganggapi)
Valuing
(Penanaman Nilai)
Organization
(Pengorganisasian)
Characterization
(Karakterisasi)
|
Mempercayai,
memilih, mengikuti, bertanya, dan mengalosasikan
Konfirmasi,
menjawab, membaca, membantu, melaksanakan, melaporkan, dan menampilkan.
Mengundng,
melibatkan, mengusulkan, dan melakukan.
Memverifikasi,
menyusun, menyatukan, menghubungkan, mempengaruhi.
Mengunakan
nilai-nilai sebagai pandangan hidup, mempertahankan nilai-nilai yang sudah
diyakini.
|
|
|
3
|
Psychomotor
Gerak Jiwa
|
Observing
(Pengamatan)
Imitation
(Peniruan)
Practicing
(Pembiasaan)
Adapting
(Penyesuaian
|
Mengamati
proses, member perhatian pada tahap-tahap sebuah perbuatan, member perhatian
pada sebuah artikulasi.
Melatih,
mengubah, membongkar, sebuah struktur,
membangun kembali sebuah struktur, dan menggunakan sebuah model.
Membiasakan
perilaku yang sudah dibentuknya, mengontrol kebiasaan agar tetap konsisten.
Menyesuaikan
model, mengembangkan model, dan menerapkan model.
|
|
JAWAB
PENDEKATAN
TEMATIK
1.
Pendekatan tematik adalah pendekatan holistic,
yang mengkombinasikan aspek epistemology, social, psikologi, dan pendekatan
pedagogic untuk mendidik anak, yaitu menghubungkan antara otak dan raga, antara
pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, dan antara domain-domain
pengetahuan.
Pembelajaran
tematik sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran
yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pangalaman yang
bermakna bagi siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik,
siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Sedangkan
pentingnya pendekatan tematik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai
pendekatan baru merupakan seperangkat wawasan dan aktifitas berpikir dalam
merancang butur-butir pembelajaran yang ditujukan untuk menguntai tema, topic
maupun pemahaman dan ketrampilan yang diperoleh siswa sebagai pembelajaran
secara utuh dan padu.
2.
Landasan utama
konsep pembelajaran tematik :
·
Landasan
filosofis, pendekatan tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat
yaitu: .
·
Aliran progresivisme yang memandang proses
pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah
kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa.
·
Aliran konstruktivisme yang melihat
pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam
pembelajaran.
·
Aliran humanisme yang melihat siswa dari segi
keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
Secara
filosofis pengembangan kurikulum mengacu pada filosofi pendidikan yang berbasis
pada nilai-nilai luhr, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat, pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi.
·
Landasan yuridis, Dalam pembelajaran tematik
berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran tematik di sekolah dasar.
·
Landasan psikologis, Dalam pembelajaran tematik
terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi
belajar.Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi
pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya
sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik..
3.
Penerapan model-model pembelajaran tematik :
a.
Model Hubungan/terkait (connected model)
Pada
model pembelajaran ini ciri utamanya adalah adanya upaya untuk menghubungkan
beberapa materi (bahan kajian) ke dalam satu disiplin ilmu. Sebuah model
penyajian yang menghubungkan materi satu dengan materi yang lain. Menghubungkan
tugas/keterampilan yang satu dengan tugas/ketrampilan yang lain.
b.
Model Jaring laba-laba (webbed model)
Model
pembelajaran ini diawali dengan pemilihan tema. Setelah tema ditentukan
dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan keterkaitannya
antar mata pelajaran. Aktivitas belajar siswa direncanakan berdasarkan sub-sub
tema yang sudah ditentukan
c.
Model Terpadu (integrated model)
Model
pembelajaran ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang
dipadukan.Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan ketrampilan yang
tumpang tindih dipadukan menjadi satu. Kegiatan guru pertama menyeleksi konsep,
nilai-nilai dan ketrampilan yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dari
berbagai mata pelajaran. Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik
adalah lebih mudah mengaitkan materi pembelajaran dari berbagai mata
pelajaran.Model inilah yang dikembangkan sebagai pembelajaran tematik terpadu
di kurikulum 2013.
4.
Langkah-langkah pembelajaran tematik :
·
Menetapkan mata pelajaran
Semua
mata pelajaran yang akan diajarkan diinventarisir. Mata pelajaran tersebut
dipetakan atas kompetensi inti dan kompetensi dasar.
·
Menetapkan KD dan indicator
Setelah
melakukan penetapan mata pelajaran dan memetakan KI dan KD maka guru perlu
untuk menterjemahkan kompetensi dasar (KD) ke dalam indikator. Indikator
merupakan alat ukur yang akan digunakan oleh guru dalam teknis pembelajaran.
·
Menginventarisir tema
Beberapa mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar,
dan indicator akan diikat dengan tema. Tema merupakan media pemersatu agar
penyajian pembelajaran bisa terintegrasi. Tema sebaiknya tidak terlalu luas
tetapi juga jangan terlalu sempit. Tema yang terlalu luas bisa dijabarkan
menjadi sub-sub tema atau anak tema yang lebih spesifik. Sub tema tersebut
kemudian dijabarkan dalam materi pembelajaran
·
Pemetaan
Pemetaan mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar,
dan indikator ke dalam tema merupakan dasar penyusunan matrik.
a.
Menyusun matrik
Pada tahap ini dilakukan pemetaan keterhubungan kompetensi
dasar dari beberapa mata pelajaran yang bisa disatukan dalam sebuah tema dalam bentuk
matriks. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema,
kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran.
b.
Menyusun kalender
tematik
Kalender tematik dibuat setelah matrik Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
yang diikat dalam tema selesai dibuat. Kalender ini sebagai panduan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik yang berfungsi sebagai jadwal
c.
Mempelajari silabus
Mempelajari Silabus
yang nantinya akan dijabarkannya ke dalam RPP.
5.
Implementasi pendekatan
scientific dalam pembelajaran tematik :
a.
Invitasi/apersepsi
Pada tahap ini guru melakukan brainstrorming dan menghasilkan
kemungkinan topik untuk penyelidikan.Topik dapat bersifat umum atau khusus,
tetapi harus mampu menimbulkan minat siswa dan memberikan wilayah yang cukup
untuk penyelidikan.
b.
Eksplorasi
Pada tahap ini siswa dibawah bimbingan guru mengidentifikasi topik
penyelidikan. Pengumpulan data dan informasi selengkap-lengkapnya tentang
materi dapat dilakukan dengan bertanya (wawancara), mengamati, membaca, mengidentifikasi,
serta menganalisis (menalar) dari sumber-sumber langsung (tokoh, obyek yang
diamati) atau sumber tidak langsung misalnya buku, koran, atau sumber informasi
publik yang lain.
c.
Mengusulkan penjelasan/solusi
Pada tahap ini seluruh informasi, temuan, sintesa yang telah dikembang kan
dalam proses penyelidikan dibahas dengan teman secara berpasang an / dalam
kelompok kecil. Saling mengkomunikasikan hasil temuan, menguji hipotesis
kemudian melaporkan / menyajikannya di depan kelas untuk menggambarkan temuan
setelah pembahasan.
d.
Mengambil tindakan
Berdasarkan temuan yang dilaporkan, siswa menindaklanjuti dengan menyusun
simpulan serta penerapan dari temuan-temuannya.Untuk mengungkap pengetahuan dan
penguasaan siswa terhadap materi dapat dilakukan melalui evaluasi.
e.
Penilaian pembelajaran
tematik menggunakan 5 (lima) domain, yaitu 1) Konsep; 2) Proses; 3) Aplikasi;
4) Kreativitas dan 5) Sikap. Penilaian otentik sesuai diterapkan dalam
penilaian pembelajaran tematik integrative.
JAWAB
PENYUSUNAN BAHAN AJAR
1.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
Bahan ajar sering juga
dipahami sebagai sumber belajar yakni sumber
bahan yang ditetapkan sebagai
informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat
membantu peserta didik dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum.
Jenis/bentuk-bentuk bahan ajar antara lain :
·
Bentuk Teks
Buku teks pelajaran
Modul
Diktat
Handout
Petunjuk praktis
·
Non Teks
Situasi pengalaman belajar
Audio-visual
Visualisasi verbal
Audio-Verbal
LKS
Kosasih
Djahiri (1979) pernah menegaskan bahwa materi PKn hendaknya lebih
menitikberatkan pada pembinaan watak, pemahaman dan penghayatan nilaidan
pengamalan Pancasila dan UUD 1945 sebagai falsafah dasar dan pandangan hidup
bangsa, pembinaan siswa untuk melihat kenyataan, fokus belajar pada konsep yang
benar menurut dan sesuai dengan Pancasila.
Contoh
ruang lingkup materinya adalah :
· Kandungan Moral
Pancasila dalam Lambang Negara
· Bentuk dan tujuan norma/kaidah dalam
masyarakat
· Semangat kebersamaan dalam keberagaman
· Persatuan dan
kesatuan bangsa
2. Peran penting guru dalam kaitannya
dengan keberadaan bahan ajar adalah sebagai berikut :
Guru perlu
menyusun bahan ajar, mengapa? Karena bahan ajar sebagai (teaching
material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan memahami dan menguasai materi
yang disusun, diharapkan guru akan terbantu dan tidak mengalami kesulitan dalam
mengembangkan materi pembelajaran di kelas. Dengan demikian, kemampuan guru dalam
membelajarkan PKn menjadi semakin kaya. Implikasi lebih lanjut, para siswa akan semakin menyenangi belajar PKn karena gurunya
memiliki kemampuan dalam memilih dan mengembangkan pembelajaran yang menarik
dan beragam sesuai dengan kebutuhan para siswa.
3.
Bahan ajar yang disusun hendaknya tidak
menyimpang dari tujuan yang telah digariskan. Bahan ajar dalam pembelajaran
mesti mencerminkan tujuan apa yang hendak dicapai. Oleh karena itu kesesuaian
bahan ajar dengan pembelajaran merupakan bagian penting untuk menyusun bahan
ajar.
Adapun berbagai pertimbangan dalam menyusun bahan
ajar, sebagai berikut :
·
Potensi peserta didik
·
Relevansi dengan karakteristik daerah
·
Tingkat perkembangan fisik, intelektual,
emosional, sosial, dan spiritual peserta didik
·
Kebermanfaatan bagi peserta didik
·
Struktur keilmuan
·
Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi
pembelajaran
·
Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan
tuntutan lingkungan
Alokasi waktu
4. Langkah-langkah penyusunan bahan ajar :
a. Penjabaran
KD – Materi Esensial
Penjabaran KD dilakukan untuk menentukan materi
esensial yang akan diberikan pada peserta didik. Dari hasil penentuan materi
tersebut kemudian dapat ditentukan kompetensi-kompetensi mana yang memerlukan
bahan ajar.
b.
Mengidentifikasi jenis materi mata pelajaran
Materi
pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis
(Reigeluth, 1987), yaitu:
·
Fakta, misalnya sejarah, kisah nyata (true
story), lambang atau simbol,
nama-nama tokoh, dan sebagainya.
·
Konsep, misalnya pengertian, definisi, ciri
khusus, komponen, dan sebagainya.
·
Prinsip, misalnya dalil, rumus, adigium,
postulat, teorema, sebab akibat, dan sebagainya.
·
Prosedur, adalah langkah-langkah secara
sistematis atau berurutan dalam mengerjakan tugas.
c . Memilih
jenis materi yang relevan dengan Kompetensi Dasar
Pemilihan jenis materi yang tepat dapat
membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
d.
Memilih jenis materi yang relevan dengan
Kompetensi Dasar
Pemilihan jenis materi yang tepat dapat
membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
e.
Menyusun peta konsep materi
Peta konsep materi atau bahan ajar diperlukan
guna mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan
materinya seperti apa.
f.
Memilih sumber materi
Materi
pembelajaran dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran,
majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dan sebagainya.
g.
Menjabarkan materi menjadi bahan ajar
5
.
Contoh ril mengenai cakupan materi/bahan ajar maple PKn di SD/MI :
Langganan:
Komentar (Atom)



