TUGAS PENDIDIKAN PKn
Disusun guna memenuhi tugas Pembelajaran PKn
Dosen Pengampu : Jaka Siswanta M.Pd
Disusun Oleh :
1.
Iin Puji Artini (115-12-045)
2.
Ani Maftuchah (115-12-056)
3.
Indah Asfaradina (115-12-058)
4.
Choirul Amri (115-12-072)
5.
Mila (115-13- )
JURUSAN TARBIYAH
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga
2014
SOAL :
PENDEKATAN SCIENTIFIC
1. Beri penjeasan tentang rasionalisasi, penerapan pendekatan
scientific dalam pembelajaran PPKn !
2. Uraikan prinsip-prinsip dasar penerapan pedekatan scientific dalam
pembelajaran PPKn !
3. Uraikan isi komponen/tata urutan pendekatan scientific dalam
pembelajaran PPKn !
4. Uraikan penjelasan masing-masing komponen pendekatan scientific
aplikasinya dalam perencanaan pembelajaran !
5. Berikan contoh konkrit langkah-langkah penerapan pendekatan
scientific dalam kegiatan inti pmbelajaran sebagai mana tertulis pada formar
perencanaan pembelajaran !
SI dan SKL
1.
Berikan
penjelasan tentang konsep dasar SI-SKL, komponen SI-SKL, dan keterkaitan antara
SI-SKL !
2.
Berikan
penjelasan analitik mengenai pentingnya keberadaan SI-SKL dalam implementasi
kurikulum pendidikan !
3.
Uraikan hasil
analisis saudara tentang kesesuaian SI-SKL maple PPKn !
4.
Uraikan hasil
analisi saudara tentang kesesuaian KI-KD maple PPKn !
5.
Buatlah
penjabaran dari KD ke Indikator pencapaian kompetensi maple PPKn dari kelas 1-6
SD !
PENDEKATAN TEMATIK
1.
Berikan
penjelasan tentang konsep dan pentingnya pendekatan tematik dalam kegiatan
pembelajaran !
2.
Berikan penjelasan
rasionalisasi landasan filosofis, yuridis, dan psikologis dari penerapan
pendekatan tematik dalam pembelajaran di SD/MI !
3.
Berikan
penjelasan mengenai penerapan model-model pembelajaran tematik dalam kegiatan
pembelajaran !
4.
Berikan
penjelasan langkah-langkah pembelajaran tematik dalam kegiatan pembelajaran !
5.
Buatlah
diskripsi implementasi pendekatan scientific dalam pembelajaran tematik di
SD/MI !
PENYUSUNAN BAHAN AJAR
1.
Berikan
penjelasan mengenai hakikat bahan ajar dan jenis/bentuk-bentuk bahan ajar
berikut contoh konkritnya dalam maple PPKn !
2.
Berikan
penjelasan mengenai peran penting guru dalam kaitannya dengan keberadaan bahan
ajar !
3.
Berikan
penjelasan berikut contoh konkritnya mengenai pertimbangan penyusunan bahan
ajar !
4.
Buatlah contoh
konkrit langkah-langkah penyusunan bahan ajar !
5.
Buatlah contoh
ril mengenai cakupan materi/bahan ajar maple PPKn di SD/MI !
JAWAB
PENDEKATAN SCIENTIFIC
1.
Pembelajaran
saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam
membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan
adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains,
terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa
(Alfred De Vito, 1989).
Model ini menekankan pada proses pencarian
pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta
didik dipandang
sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan
mengkoordinasikan kegiatan belajar.
2.
Prinsip-prinsip
dasar penerapan pendekatan scientific :
a.
Substansi atau
materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda, aau dongeng semata.
b.
Penjelasan
guru, respon peserta didik, dan interaksi guru-peserta didik terbebas dari
prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang
dari alut berpikir logis.
c.
Mendorong dan
menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam
mengedentifikasi, memahami, memecahkan masalah,dan substansi atau materi
pelajaran.
d.
Mendorong dan
menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan,
kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau mata pelajaran.
e.
Mendorong dan
menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola
pikir yang rasional dan obyektif dalam merespon substansi atau materi
pelajaran.
f.
Berbasis pada
konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
g.
Tujuan
pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas.
3.
Isi
komponen/tata urutan pendekatan scientific :
a.
Mengamati
b.
Menanya, dan
c.
Menalar
4. a. Mengamati, metode mengamati
mengutamakan kebermaknaan proses pembelajara(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek
secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya.
Dalam pembelajaran ilmu-ilmu PPKn,
pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut, contoh:
·
Proses
terbentuknya negara
·
Sejarah bangsa
Indonesia
Sedangkan dalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan melalui berbagai
media yang dapat diamati siswa, misalnya: video, gambar, grafik, bagan, dsb.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.
·
Menentukan
objek apa yang akan diobservasi
·
Membuat pedoman
observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi
·
Menentukan secara jelas
data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder
·
Menentukan di
mana tempat objek yang akan diobservasi
·
Menentukan
secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar
berjalan mudah dan lancar
·
Menentukan cara
dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku
catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
b.
Menanya, Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru
bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya
belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika
itu pula dia mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
Artinya guru dapat menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam
bentuk pertanyaan. Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Diusahakan
setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan guru, tetapi yang bertanya peserta
didik. Berikut manfaat / fungsi bertanya:
·
Membangkitkan
rasa ingin tahu, minat, dan perhatian
peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
·
Mendorong dan
menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan
dari dan untuk dirinya sendiri.
·
Membangkitkan
keterampilan peserta didik dalam berbicara.
·
Mendorong
partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan
berpikir, dan menarik simpulan.
·
Membangun sikap
keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya
kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
·
Membiasakan
peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan
yang tiba-tiba muncul.
·
Melatih
kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama
lain.
c.
Menalar, Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar,
yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif
merupakan cara menalardengan menarik simpulan dari fenomena atau
atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar
secara induktif lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman
empirik.
Penalaran
deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari
pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang
bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara
kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang khusus.
5.
Contoh konkrit langkah-langkah penerapan pendekatan scientific dalam
kegiatan inti :
Mengamati
·
Membaca berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia dari berbagai literatur dan
media cetak.
·
Menyaksikan penayangan Video awal reformasi tahun 1998 (12 Mei 1998)
Menanya
·
Menanyakan
sebab-sebab kasus pelanggaran HAM di Indonesia
·
Menanyakan intisari dari tayangan video
Mengeksperimenkan/mengeksplorasi-kan
·
Menentukan
sumber data akurat yang ada di lingkungannya terkait dengan kasus pelanggaran HAM di Indonesia
·
Mengumpulkan
data dari berbagai sumber termasuk media cetak dan elektronik tentang kasus
pelanggaran HAM di Indonesia
·
Mengumpulkan
data dariberbagai sumber termasuk media cetak dan elektronik tentang
sebab-sebab terjadinya kasus pelanggaran HAM di Indonesia
Mengasosiasikan
·
Mencari
hubungan pelanggaran HAM dengan aspek social budaya, politik, ekonomi dan
Hankam dalamkehidupan masyarakat Indonesia
·
Mencari
hubungan pelanggaran HAM dengan nilai-nilai Pancasila dan pasal-pasal UUD NKRI
1945, dan UU No. 39/1999
·
Mencari
hubungan pelanggaran HAM dengan Piagam HAM Internasional ( The Universal Declaration of Human Rights)
Mengkomunikasikan
·
Mempresentasikan
hasil analisis tentang berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia
·
Menyampaikan
hasil temuan tentang kasus pelanggaran HAM dalam bentuk lisan, tulisan, gambar
atau media lainnya.
JAWAB
STANDAR ISI
(SI) – STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
1.
~ Konsep Dasar
Standar Isi : ketentuan yang berisi ruang ingkup materi dan tingkatan
kompetensi yang dituangkan dalam criteria tentang kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran
yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah yang selanjutnya
disebut Standar Isi mecakup lingkup
materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan
minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertetu.
Komponen Standar Isi : Standar Isi memuat kerangka dasar, struktur
kurikulum, beban ajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan/akademik.
~Sedangkan konsep dasar Standar Kompetensi Lulusan : kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidian. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran
atau kelompok mata pelajaran. SKL pada jenjang pendidika dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan tingkat lanjut.
Komponen Standar Kompetensi Lulusan : Komponen SKL meliputi Standar
Kompetensi Lulusan satuan pedidikan (SKL-SP), Standar Kompetensi Kelompok mata
pelajaran (SKL-MP), dan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD).
SKL-SP berisi kualifikasi kemampuan minimal yang menggambarkan
penguasaan sikap, pengetahuan, serta keterampilan yang diharapkan dicapai untuk
satuan pendidikan tertentu. SKL-MP beris kualifikasi kemampuan minimal yang
menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, serta keterampilan yang diharapkan
dicapai untu kelompok mata pelajaran tertentu. SK-KD merupakan arah dan
landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indicator
pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Keterkaitan antara SI dan SKL adalah bahwasanya SI dan SKL
merupakan landasan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2.
Kaitannya
dengan KTSP, pengembangan kurikulum tingkat nasional dilakukan dalam rangka
mengembangkan Standar Nasional Pendidikan , yang mana saat ini mencakup Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untuk setiap satuan pendidikan pada
masing-masing jenjang dan jenis pendidikan, terutama pada jalur pendidikan
sekolah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keberadaan SI-SKL dalam implementasi
kurikulum pendidikan sangat penting, karena kedalaman muatan kurikulum setiap
mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang
harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban ajar yang tecantum dalam
struktur kurikulum. Kompetensi tersebut terdiri atas standar kompeten dan
kompetensi dasaryang dikembangkan berdasarkan Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan.
Adapun jika kita kaitkan dengan fungsi masing-masing, yakni SI
·
sebagai acuan
dalam menetapkan kompetensi tamatan satuan pendidikan tertentu
·
acuan dalam
menetapkan kompetensi bahan kajian mata pelajaran tertentu pada satuan/tingkat
pendidikan tertentu
·
acuan dalam
menetapkan kompetensi mata pelajaran tertentu untuk satuan pendidikan tertentu
·
acuan dalam
menyusun silabus pembelajaran mata pelajaran terdikan tertentu untuk satuan
pendidikan tertentu
sedangkan fungsi dari SKL yaitu :
·
criteria dalam
menentukan lulusan peserta didik pada setiap satuan pendidikan
·
rujukan untuk
penyusunan standar-standar pendidikan lain
·
arah
peningkatan kualitas pendidikan secara mendasar dan holistic pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah
·
pedoman
penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik, terdiri dari kompetensi
untuk seluruh mata pelajaran yang mencakup aspek sikap, pengehuan, dan
keterampilan.
3.
Analisis SI PKn
MI, meliputi :
·
Analisis
rumusan KI-KD PKn MI
·
Analisis
penjabaran KI-KD mata pelajaran PKn MI
·
Analisis
penjabaran KD-Indikator mata pelajaran PKn MI
·
Analisis
silabus pembelajaran PKn MI
Sedangkan dalam melakukan analisis rumusan SKL PKn MI dapat
mempertimbangkan sebagai berikut :
·
Penggunaan kata
kerja operasional
·
Aspek pembelajaran
;
a.
Keterkaitan
dengan lingkungan kehidupan peserta didik
b.
Keterkaitan
dengan perkembangan peserta didik
c.
Kompleksitas
materi
d.
Kesesuaian
dengan penjabaran seluruh ruang lingkup materi pelajaran
e.
Konsistensi
penyajian rumusan
·
Tingkat ranah
(aspek) berdasarkan taksonomi Bloom
4.
Analisis
rumusan KI maple PKn MI, bertujuan untuk mengetahui lebih jauh kesesuaian
penggunaan kata kerja dalam setiap rumusan SK pada tiap kelasnya
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok
yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1),
sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan
pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi
Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara
integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta
didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan
pengetahuan (kompetensi inti kelompok 4).
Analisis Rumusan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan MI, bertujuan untuk mengetahui lebih jauh kesesuaian penggunaan
kata kerja dalam setiap rumusan KI pada tiap kelasnya dan tingkatan kompetensi
yang dicapai.
5.
Analisis
penjabaran KD-Indikator PKn MI :
Langkah penting yang harus dipahami guru dalam kaitannya dengan
KTSP, ialah bahwa guru harus mampu menjabarkan kopetensi dasar ke dalam
indicator kompetensi, yang siap dijadikan pedoman pembelajaran dan acuan penilaian.
a.
Kompetensi
dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indicator pencapaian. Sedangkan
Indikator Kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur/diamati untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata pelajaran.
b.
Perumusan/penyusunan
indicator pencapaian perlu memperhatikan kata-kata operasional yang dapat
diukur/diamati yang sesuai dengan KI-KD yang akan dijabarkan.
c.
Langkah-langkah
penjabaran kompetensi dasar ke dalam idikator kompetensi adalah :
·
Mengidentifikasi
kata-kata untuk indicator kompetensi
Berikut disajikan kata-kata Operasional yang dapat digunakan untuk
Indikator kompetensi, baik menyangkut kognitif, afektif, maupun psikomotorik
(Moore, 2001:92-94, Rosyada, 2004:140-142)
|
No
|
Aspek
|
Kompetensi
|
Indikator
Kompetensi
|
|
|
1
|
Kognitif
|
Knowledge (Pengetahuan)
Comprehension
(Pemahaman)
Application
(Penerapan)
Analysis
(Analisis)
Synthesis
(Sintesis)
Evaluation
(Evaluasi))
|
Menyebutkan,
menuliskan, menyatakan, mengurutkan, mengidentifikasi, mendifinisikan,
mencocokan, member nama, memberi table, melukiskan.
Menerjemahkan,
mengubah, menggeneralisasi, menguraikan, menuliskan kembali, merangkum,
membedakan, mempertahankan, menyimpulkan, mengemukakan pendapat, dan
menjelaskan.
Mengoperasikan.
Menghasilkan, mengubah, mengatasi, mengunakan, menunjukkan, mempersiapkan,
dan menghitung.
Menguraikan,
membagi-bagi, memilih, dan membedakan
Merancang,
merumuskan, mengorganisasikan, menerapkan, memadukan, dan merencanakan.
Mengkritisi,
menafsirkan, mengadili, dan memberikan evaluasi.
|
|
|
2
|
Afektif
|
Receiving
(Penerimaan)
Responding
(Menganggapi)
Valuing
(Penanaman Nilai)
Organization
(Pengorganisasian)
Characterization
(Karakterisasi)
|
Mempercayai,
memilih, mengikuti, bertanya, dan mengalosasikan
Konfirmasi,
menjawab, membaca, membantu, melaksanakan, melaporkan, dan menampilkan.
Mengundng,
melibatkan, mengusulkan, dan melakukan.
Memverifikasi,
menyusun, menyatukan, menghubungkan, mempengaruhi.
Mengunakan
nilai-nilai sebagai pandangan hidup, mempertahankan nilai-nilai yang sudah
diyakini.
|
|
|
3
|
Psychomotor
Gerak Jiwa
|
Observing
(Pengamatan)
Imitation
(Peniruan)
Practicing
(Pembiasaan)
Adapting
(Penyesuaian
|
Mengamati
proses, member perhatian pada tahap-tahap sebuah perbuatan, member perhatian
pada sebuah artikulasi.
Melatih,
mengubah, membongkar, sebuah struktur,
membangun kembali sebuah struktur, dan menggunakan sebuah model.
Membiasakan
perilaku yang sudah dibentuknya, mengontrol kebiasaan agar tetap konsisten.
Menyesuaikan
model, mengembangkan model, dan menerapkan model.
|
|
JAWAB
PENDEKATAN
TEMATIK
1.
Pendekatan tematik adalah pendekatan holistic,
yang mengkombinasikan aspek epistemology, social, psikologi, dan pendekatan
pedagogic untuk mendidik anak, yaitu menghubungkan antara otak dan raga, antara
pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, dan antara domain-domain
pengetahuan.
Pembelajaran
tematik sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran
yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pangalaman yang
bermakna bagi siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik,
siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Sedangkan
pentingnya pendekatan tematik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai
pendekatan baru merupakan seperangkat wawasan dan aktifitas berpikir dalam
merancang butur-butir pembelajaran yang ditujukan untuk menguntai tema, topic
maupun pemahaman dan ketrampilan yang diperoleh siswa sebagai pembelajaran
secara utuh dan padu.
2.
Landasan utama
konsep pembelajaran tematik :
·
Landasan
filosofis, pendekatan tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat
yaitu: .
·
Aliran progresivisme yang memandang proses
pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah
kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa.
·
Aliran konstruktivisme yang melihat
pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam
pembelajaran.
·
Aliran humanisme yang melihat siswa dari segi
keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
Secara
filosofis pengembangan kurikulum mengacu pada filosofi pendidikan yang berbasis
pada nilai-nilai luhr, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat, pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi.
·
Landasan yuridis, Dalam pembelajaran tematik
berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran tematik di sekolah dasar.
·
Landasan psikologis, Dalam pembelajaran tematik
terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi
belajar.Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi
pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya
sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik..
3.
Penerapan model-model pembelajaran tematik :
a.
Model Hubungan/terkait (connected model)
Pada
model pembelajaran ini ciri utamanya adalah adanya upaya untuk menghubungkan
beberapa materi (bahan kajian) ke dalam satu disiplin ilmu. Sebuah model
penyajian yang menghubungkan materi satu dengan materi yang lain. Menghubungkan
tugas/keterampilan yang satu dengan tugas/ketrampilan yang lain.
b.
Model Jaring laba-laba (webbed model)
Model
pembelajaran ini diawali dengan pemilihan tema. Setelah tema ditentukan
dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan keterkaitannya
antar mata pelajaran. Aktivitas belajar siswa direncanakan berdasarkan sub-sub
tema yang sudah ditentukan
c.
Model Terpadu (integrated model)
Model
pembelajaran ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang
dipadukan.Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan ketrampilan yang
tumpang tindih dipadukan menjadi satu. Kegiatan guru pertama menyeleksi konsep,
nilai-nilai dan ketrampilan yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dari
berbagai mata pelajaran. Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik
adalah lebih mudah mengaitkan materi pembelajaran dari berbagai mata
pelajaran.Model inilah yang dikembangkan sebagai pembelajaran tematik terpadu
di kurikulum 2013.
4.
Langkah-langkah pembelajaran tematik :
·
Menetapkan mata pelajaran
Semua
mata pelajaran yang akan diajarkan diinventarisir. Mata pelajaran tersebut
dipetakan atas kompetensi inti dan kompetensi dasar.
·
Menetapkan KD dan indicator
Setelah
melakukan penetapan mata pelajaran dan memetakan KI dan KD maka guru perlu
untuk menterjemahkan kompetensi dasar (KD) ke dalam indikator. Indikator
merupakan alat ukur yang akan digunakan oleh guru dalam teknis pembelajaran.
·
Menginventarisir tema
Beberapa mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar,
dan indicator akan diikat dengan tema. Tema merupakan media pemersatu agar
penyajian pembelajaran bisa terintegrasi. Tema sebaiknya tidak terlalu luas
tetapi juga jangan terlalu sempit. Tema yang terlalu luas bisa dijabarkan
menjadi sub-sub tema atau anak tema yang lebih spesifik. Sub tema tersebut
kemudian dijabarkan dalam materi pembelajaran
·
Pemetaan
Pemetaan mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar,
dan indikator ke dalam tema merupakan dasar penyusunan matrik.
a.
Menyusun matrik
Pada tahap ini dilakukan pemetaan keterhubungan kompetensi
dasar dari beberapa mata pelajaran yang bisa disatukan dalam sebuah tema dalam bentuk
matriks. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema,
kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran.
b.
Menyusun kalender
tematik
Kalender tematik dibuat setelah matrik Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
yang diikat dalam tema selesai dibuat. Kalender ini sebagai panduan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik yang berfungsi sebagai jadwal
c.
Mempelajari silabus
Mempelajari Silabus
yang nantinya akan dijabarkannya ke dalam RPP.
5.
Implementasi pendekatan
scientific dalam pembelajaran tematik :
a.
Invitasi/apersepsi
Pada tahap ini guru melakukan brainstrorming dan menghasilkan
kemungkinan topik untuk penyelidikan.Topik dapat bersifat umum atau khusus,
tetapi harus mampu menimbulkan minat siswa dan memberikan wilayah yang cukup
untuk penyelidikan.
b.
Eksplorasi
Pada tahap ini siswa dibawah bimbingan guru mengidentifikasi topik
penyelidikan. Pengumpulan data dan informasi selengkap-lengkapnya tentang
materi dapat dilakukan dengan bertanya (wawancara), mengamati, membaca, mengidentifikasi,
serta menganalisis (menalar) dari sumber-sumber langsung (tokoh, obyek yang
diamati) atau sumber tidak langsung misalnya buku, koran, atau sumber informasi
publik yang lain.
c.
Mengusulkan penjelasan/solusi
Pada tahap ini seluruh informasi, temuan, sintesa yang telah dikembang kan
dalam proses penyelidikan dibahas dengan teman secara berpasang an / dalam
kelompok kecil. Saling mengkomunikasikan hasil temuan, menguji hipotesis
kemudian melaporkan / menyajikannya di depan kelas untuk menggambarkan temuan
setelah pembahasan.
d.
Mengambil tindakan
Berdasarkan temuan yang dilaporkan, siswa menindaklanjuti dengan menyusun
simpulan serta penerapan dari temuan-temuannya.Untuk mengungkap pengetahuan dan
penguasaan siswa terhadap materi dapat dilakukan melalui evaluasi.
e.
Penilaian pembelajaran
tematik menggunakan 5 (lima) domain, yaitu 1) Konsep; 2) Proses; 3) Aplikasi;
4) Kreativitas dan 5) Sikap. Penilaian otentik sesuai diterapkan dalam
penilaian pembelajaran tematik integrative.
JAWAB
PENYUSUNAN BAHAN AJAR
1.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
Bahan ajar sering juga
dipahami sebagai sumber belajar yakni sumber
bahan yang ditetapkan sebagai
informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat
membantu peserta didik dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum.
Jenis/bentuk-bentuk bahan ajar antara lain :
·
Bentuk Teks
Buku teks pelajaran
Modul
Diktat
Handout
Petunjuk praktis
·
Non Teks
Situasi pengalaman belajar
Audio-visual
Visualisasi verbal
Audio-Verbal
LKS
Kosasih
Djahiri (1979) pernah menegaskan bahwa materi PKn hendaknya lebih
menitikberatkan pada pembinaan watak, pemahaman dan penghayatan nilaidan
pengamalan Pancasila dan UUD 1945 sebagai falsafah dasar dan pandangan hidup
bangsa, pembinaan siswa untuk melihat kenyataan, fokus belajar pada konsep yang
benar menurut dan sesuai dengan Pancasila.
Contoh
ruang lingkup materinya adalah :
· Kandungan Moral
Pancasila dalam Lambang Negara
· Bentuk dan tujuan norma/kaidah dalam
masyarakat
· Semangat kebersamaan dalam keberagaman
· Persatuan dan
kesatuan bangsa
2. Peran penting guru dalam kaitannya
dengan keberadaan bahan ajar adalah sebagai berikut :
Guru perlu
menyusun bahan ajar, mengapa? Karena bahan ajar sebagai (teaching
material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan memahami dan menguasai materi
yang disusun, diharapkan guru akan terbantu dan tidak mengalami kesulitan dalam
mengembangkan materi pembelajaran di kelas. Dengan demikian, kemampuan guru dalam
membelajarkan PKn menjadi semakin kaya. Implikasi lebih lanjut, para siswa akan semakin menyenangi belajar PKn karena gurunya
memiliki kemampuan dalam memilih dan mengembangkan pembelajaran yang menarik
dan beragam sesuai dengan kebutuhan para siswa.
3.
Bahan ajar yang disusun hendaknya tidak
menyimpang dari tujuan yang telah digariskan. Bahan ajar dalam pembelajaran
mesti mencerminkan tujuan apa yang hendak dicapai. Oleh karena itu kesesuaian
bahan ajar dengan pembelajaran merupakan bagian penting untuk menyusun bahan
ajar.
Adapun berbagai pertimbangan dalam menyusun bahan
ajar, sebagai berikut :
·
Potensi peserta didik
·
Relevansi dengan karakteristik daerah
·
Tingkat perkembangan fisik, intelektual,
emosional, sosial, dan spiritual peserta didik
·
Kebermanfaatan bagi peserta didik
·
Struktur keilmuan
·
Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi
pembelajaran
·
Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan
tuntutan lingkungan
Alokasi waktu
4. Langkah-langkah penyusunan bahan ajar :
a. Penjabaran
KD – Materi Esensial
Penjabaran KD dilakukan untuk menentukan materi
esensial yang akan diberikan pada peserta didik. Dari hasil penentuan materi
tersebut kemudian dapat ditentukan kompetensi-kompetensi mana yang memerlukan
bahan ajar.
b.
Mengidentifikasi jenis materi mata pelajaran
Materi
pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis
(Reigeluth, 1987), yaitu:
·
Fakta, misalnya sejarah, kisah nyata (true
story), lambang atau simbol,
nama-nama tokoh, dan sebagainya.
·
Konsep, misalnya pengertian, definisi, ciri
khusus, komponen, dan sebagainya.
·
Prinsip, misalnya dalil, rumus, adigium,
postulat, teorema, sebab akibat, dan sebagainya.
·
Prosedur, adalah langkah-langkah secara
sistematis atau berurutan dalam mengerjakan tugas.
c . Memilih
jenis materi yang relevan dengan Kompetensi Dasar
Pemilihan jenis materi yang tepat dapat
membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
d.
Memilih jenis materi yang relevan dengan
Kompetensi Dasar
Pemilihan jenis materi yang tepat dapat
membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
e.
Menyusun peta konsep materi
Peta konsep materi atau bahan ajar diperlukan
guna mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan
materinya seperti apa.
f.
Memilih sumber materi
Materi
pembelajaran dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran,
majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dan sebagainya.
g.
Menjabarkan materi menjadi bahan ajar
5
.
Contoh ril mengenai cakupan materi/bahan ajar maple PKn di SD/MI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar