Jumat, 23 Mei 2014

Tugas Pembelajaran PKN





TUGAS PENDIDIKAN PKn
Disusun guna memenuhi tugas Pembelajaran PKn
Dosen Pengampu : Jaka Siswanta M.Pd
Disusun Oleh :
1.      Iin Puji Artini               (115-12-045)
2.      Ani Maftuchah                        (115-12-056)
3.      Indah Asfaradina         (115-12-058)
4.      Choirul Amri               (115-12-072)
5.      Mila                             (115-13-      )

JURUSAN TARBIYAH
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga
2014
SOAL :

PENDEKATAN SCIENTIFIC
1.      Beri penjeasan tentang rasionalisasi, penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran PPKn !
2.      Uraikan prinsip-prinsip dasar penerapan pedekatan scientific dalam pembelajaran PPKn !
3.      Uraikan isi komponen/tata urutan pendekatan scientific dalam pembelajaran PPKn !
4.      Uraikan penjelasan masing-masing komponen pendekatan scientific aplikasinya dalam perencanaan pembelajaran !
5.      Berikan contoh konkrit langkah-langkah penerapan pendekatan scientific dalam kegiatan inti pmbelajaran sebagai mana tertulis pada formar perencanaan pembelajaran !
SI dan SKL
1.      Berikan penjelasan tentang konsep dasar SI-SKL, komponen SI-SKL, dan keterkaitan antara SI-SKL !
2.      Berikan penjelasan analitik mengenai pentingnya keberadaan SI-SKL dalam implementasi kurikulum pendidikan !
3.      Uraikan hasil analisis saudara tentang kesesuaian SI-SKL maple PPKn !
4.      Uraikan hasil analisi saudara tentang kesesuaian KI-KD maple PPKn !
5.      Buatlah penjabaran dari KD ke Indikator pencapaian kompetensi maple PPKn dari kelas 1-6 SD !





PENDEKATAN TEMATIK
1.      Berikan penjelasan tentang konsep dan pentingnya pendekatan tematik dalam kegiatan pembelajaran !
2.      Berikan penjelasan rasionalisasi landasan filosofis, yuridis, dan psikologis dari penerapan pendekatan tematik dalam pembelajaran di SD/MI !
3.      Berikan penjelasan mengenai penerapan model-model pembelajaran tematik dalam kegiatan pembelajaran !
4.      Berikan penjelasan langkah-langkah pembelajaran tematik dalam kegiatan pembelajaran !
5.      Buatlah diskripsi implementasi pendekatan scientific dalam pembelajaran tematik di SD/MI !

PENYUSUNAN BAHAN AJAR
1.      Berikan penjelasan mengenai hakikat bahan ajar dan jenis/bentuk-bentuk bahan ajar berikut contoh konkritnya dalam maple PPKn !
2.      Berikan penjelasan mengenai peran penting guru dalam kaitannya dengan keberadaan bahan ajar !
3.      Berikan penjelasan berikut contoh konkritnya mengenai pertimbangan penyusunan bahan ajar !
4.      Buatlah contoh konkrit langkah-langkah penyusunan bahan ajar !
5.      Buatlah contoh ril mengenai cakupan materi/bahan ajar maple PPKn di SD/MI !






JAWAB

PENDEKATAN SCIENTIFIC
1.      Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989).
Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar.

2.      Prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan scientific :
a.       Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, aau dongeng semata.
b.      Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alut berpikir logis.
c.       Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengedentifikasi, memahami, memecahkan masalah,dan substansi atau materi pelajaran.
d.      Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau mata pelajaran.
e.       Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola pikir yang rasional dan obyektif dalam merespon substansi atau materi pelajaran.
f.       Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
g.      Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas.

3.      Isi komponen/tata urutan pendekatan scientific :
a.       Mengamati
b.      Menanya, dan
c.       Menalar
4.      a. Mengamati, metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajara(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan  tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran  ilmu-ilmu PPKn, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut, contoh:
·         Proses terbentuknya negara 
·        Sejarah bangsa Indonesia
    Sedangkan dalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video, gambar, grafik, bagan, dsb.
    Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.
·         Menentukan objek apa yang akan diobservasi
·         Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi
·         Menentukan  secara jelas  data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder
·         Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
·         Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
·         Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
b.       Menanya, Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Artinya guru dapat menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk pertanyaan. Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Diusahakan setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan guru, tetapi yang bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi bertanya:
·         Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian  peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
·         Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
·         Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara.
·         Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir,  dan menarik  simpulan.
·         Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
·         Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
·         Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
c.       Menalar, Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalardengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik.
Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang khusus.
5.      Contoh konkrit langkah-langkah penerapan pendekatan scientific dalam kegiatan inti :
Mengamati
·         Membaca berbagai kasus pelanggaran  HAM di Indonesia dari berbagai literatur dan media cetak.
·         Menyaksikan penayangan Video awal reformasi tahun 1998 (12 Mei 1998)
Menanya
·         Menanyakan sebab-sebab kasus pelanggaran  HAM di Indonesia
·         Menanyakan intisari dari tayangan video
Mengeksperimenkan/mengeksplorasi-kan
·         Menentukan sumber data akurat yang ada di lingkungannya terkait dengan kasus pelanggaran  HAM di Indonesia
·         Mengumpulkan data dari berbagai sumber termasuk media cetak dan elektronik tentang kasus pelanggaran HAM di Indonesia
·         Mengumpulkan data dariberbagai sumber termasuk media cetak dan elektronik tentang sebab-sebab terjadinya kasus pelanggaran HAM di Indonesia
Mengasosiasikan
·         Mencari hubungan pelanggaran HAM dengan aspek social budaya, politik, ekonomi dan Hankam dalamkehidupan masyarakat Indonesia
·         Mencari hubungan pelanggaran HAM dengan nilai-nilai Pancasila dan pasal-pasal UUD NKRI 1945, dan UU No. 39/1999
·         Mencari hubungan pelanggaran HAM dengan Piagam HAM Internasional ( The Universal Declaration of Human Rights)
Mengkomunikasikan
·         Mempresentasikan hasil analisis tentang berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia
·         Menyampaikan hasil temuan tentang kasus pelanggaran HAM dalam bentuk lisan, tulisan, gambar atau media lainnya.




JAWAB

STANDAR ISI (SI) – STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
1.      ~ Konsep Dasar Standar Isi : ketentuan yang berisi ruang ingkup materi dan tingkatan kompetensi yang dituangkan dalam criteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi mecakup  lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertetu.
Komponen Standar Isi : Standar Isi memuat kerangka dasar, struktur kurikulum, beban ajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik.

~Sedangkan konsep dasar Standar Kompetensi Lulusan : kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidian. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. SKL pada jenjang pendidika dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan tingkat lanjut.
Komponen Standar Kompetensi Lulusan : Komponen SKL meliputi Standar Kompetensi Lulusan satuan pedidikan (SKL-SP), Standar Kompetensi Kelompok mata pelajaran (SKL-MP), dan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD).
SKL-SP berisi kualifikasi kemampuan minimal yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, serta keterampilan yang diharapkan dicapai untuk satuan pendidikan tertentu. SKL-MP beris kualifikasi kemampuan minimal yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, serta keterampilan yang diharapkan dicapai untu kelompok mata pelajaran tertentu. SK-KD merupakan arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Keterkaitan antara SI dan SKL adalah bahwasanya SI dan SKL merupakan landasan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2.      Kaitannya dengan KTSP, pengembangan kurikulum tingkat nasional dilakukan dalam rangka mengembangkan Standar Nasional Pendidikan , yang mana saat ini mencakup Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untuk setiap satuan pendidikan pada masing-masing jenjang dan jenis pendidikan, terutama pada jalur pendidikan sekolah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keberadaan SI-SKL dalam implementasi kurikulum pendidikan sangat penting, karena kedalaman muatan kurikulum setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban ajar yang tecantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi tersebut terdiri atas standar kompeten dan kompetensi dasaryang dikembangkan berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan.
Adapun jika kita kaitkan dengan fungsi masing-masing, yakni SI
·         sebagai acuan dalam menetapkan kompetensi tamatan satuan pendidikan tertentu
·         acuan dalam menetapkan kompetensi bahan kajian mata pelajaran tertentu pada satuan/tingkat pendidikan tertentu
·         acuan dalam menetapkan kompetensi mata pelajaran tertentu untuk satuan pendidikan tertentu
·         acuan dalam menyusun silabus pembelajaran mata pelajaran terdikan tertentu untuk satuan pendidikan tertentu
sedangkan fungsi dari SKL yaitu :
·         criteria dalam menentukan lulusan peserta didik pada setiap satuan pendidikan
·         rujukan untuk penyusunan standar-standar pendidikan lain
·         arah peningkatan kualitas pendidikan secara mendasar dan holistic pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
·         pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik, terdiri dari kompetensi untuk seluruh mata pelajaran yang mencakup aspek sikap, pengehuan, dan keterampilan.

3.      Analisis SI PKn MI, meliputi :
·         Analisis rumusan KI-KD PKn MI
·         Analisis penjabaran KI-KD mata pelajaran PKn MI
·         Analisis penjabaran KD-Indikator mata pelajaran PKn MI
·         Analisis silabus pembelajaran PKn MI
Sedangkan dalam melakukan analisis rumusan SKL PKn MI dapat mempertimbangkan sebagai berikut :
·         Penggunaan kata kerja operasional
·         Aspek pembelajaran ;
a.       Keterkaitan dengan lingkungan kehidupan peserta didik
b.      Keterkaitan dengan perkembangan peserta didik
c.       Kompleksitas materi
d.      Kesesuaian dengan penjabaran seluruh ruang lingkup materi pelajaran
e.       Konsistensi penyajian rumusan
·         Tingkat ranah (aspek) berdasarkan taksonomi Bloom
4.      Analisis rumusan KI maple PKn MI, bertujuan untuk mengetahui lebih jauh kesesuaian penggunaan kata kerja dalam setiap rumusan SK pada tiap kelasnya
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti kelompok 4).
Analisis Rumusan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan MI, bertujuan untuk mengetahui lebih jauh kesesuaian penggunaan kata kerja dalam setiap rumusan KI pada tiap kelasnya dan tingkatan kompetensi yang dicapai.

5.      Analisis penjabaran KD-Indikator PKn MI :
Langkah penting yang harus dipahami guru dalam kaitannya dengan KTSP, ialah bahwa guru harus mampu menjabarkan kopetensi dasar ke dalam indicator kompetensi, yang siap dijadikan pedoman pembelajaran dan acuan penilaian.
a.       Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indicator pencapaian. Sedangkan Indikator Kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur/diamati untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
b.      Perumusan/penyusunan indicator pencapaian perlu memperhatikan kata-kata operasional yang dapat diukur/diamati yang sesuai dengan KI-KD yang akan dijabarkan.
c.       Langkah-langkah penjabaran kompetensi dasar ke dalam idikator kompetensi adalah :
·         Mengidentifikasi kata-kata untuk indicator kompetensi
Berikut disajikan kata-kata Operasional yang dapat digunakan untuk Indikator kompetensi, baik menyangkut kognitif, afektif, maupun psikomotorik (Moore, 2001:92-94, Rosyada, 2004:140-142)
No
Aspek
Kompetensi
Indikator Kompetensi
1
Kognitif
Knowledge  (Pengetahuan)


Comprehension (Pemahaman)



Application (Penerapan)

Analysis (Analisis)
Synthesis (Sintesis)


Evaluation (Evaluasi))
Menyebutkan, menuliskan, menyatakan, mengurutkan, mengidentifikasi, mendifinisikan, mencocokan, member nama, memberi table, melukiskan.
Menerjemahkan, mengubah, menggeneralisasi, menguraikan, menuliskan kembali, merangkum, membedakan, mempertahankan, menyimpulkan, mengemukakan pendapat, dan menjelaskan.
Mengoperasikan. Menghasilkan, mengubah, mengatasi, mengunakan, menunjukkan, mempersiapkan, dan menghitung.
Menguraikan, membagi-bagi, memilih, dan membedakan
Merancang, merumuskan, mengorganisasikan, menerapkan, memadukan, dan merencanakan.

Mengkritisi, menafsirkan, mengadili, dan memberikan evaluasi.

2
Afektif
Receiving (Penerimaan)
Responding (Menganggapi)

Valuing (Penanaman Nilai)
Organization (Pengorganisasian)
Characterization (Karakterisasi)
Mempercayai, memilih, mengikuti, bertanya, dan mengalosasikan
Konfirmasi, menjawab, membaca, membantu, melaksanakan, melaporkan, dan menampilkan.
Mengundng, melibatkan, mengusulkan, dan melakukan.
Memverifikasi, menyusun, menyatukan, menghubungkan, mempengaruhi.
Mengunakan nilai-nilai sebagai pandangan hidup, mempertahankan nilai-nilai yang sudah diyakini.

3
Psychomotor Gerak Jiwa
Observing (Pengamatan)

Imitation (Peniruan)

Practicing (Pembiasaan)

Adapting (Penyesuaian
Mengamati proses, member perhatian pada tahap-tahap sebuah perbuatan, member perhatian pada sebuah artikulasi.
Melatih, mengubah,  membongkar, sebuah struktur, membangun kembali sebuah struktur, dan menggunakan sebuah model.
Membiasakan perilaku yang sudah dibentuknya, mengontrol kebiasaan agar tetap konsisten.
Menyesuaikan model, mengembangkan model, dan menerapkan model.





JAWAB

PENDEKATAN TEMATIK

1.         Pendekatan tematik adalah pendekatan holistic, yang mengkombinasikan aspek epistemology, social, psikologi, dan pendekatan pedagogic untuk mendidik anak, yaitu menghubungkan antara otak dan raga, antara pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, dan antara domain-domain pengetahuan.
Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pangalaman yang bermakna bagi siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Sedangkan pentingnya pendekatan tematik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai pendekatan baru merupakan seperangkat wawasan dan aktifitas berpikir dalam merancang butur-butir pembelajaran yang ditujukan untuk menguntai tema, topic maupun pemahaman dan ketrampilan yang diperoleh siswa sebagai pembelajaran secara utuh dan padu.
2.         Landasan utama konsep pembelajaran tematik :
·            Landasan filosofis, pendekatan tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: .
·            Aliran progresivisme yang memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa.
·            Aliran konstruktivisme yang melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran.
·            Aliran humanisme yang melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
Secara filosofis pengembangan kurikulum mengacu pada filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhr, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan  masyarakat, pengembangan kurikulum berbasis kompetensi.
·            Landasan yuridis, Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar.
·            Landasan psikologis, Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar.Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik..
3.         Penerapan model-model pembelajaran tematik :
a.          Model Hubungan/terkait (connected model)
Pada model pembelajaran ini ciri utamanya adalah adanya upaya untuk menghubungkan beberapa materi (bahan kajian) ke dalam satu disiplin ilmu. Sebuah model penyajian yang menghubungkan materi satu dengan materi yang lain. Menghubungkan tugas/keterampilan yang satu dengan tugas/ketrampilan yang lain.
b.         Model Jaring laba-laba (webbed model)
        Model pembelajaran ini diawali dengan pemilihan tema. Setelah tema ditentukan dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan keterkaitannya antar mata pelajaran. Aktivitas belajar siswa direncanakan berdasarkan sub-sub tema yang sudah ditentukan
c.          Model Terpadu (integrated model)
        Model pembelajaran ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan.Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan menjadi satu. Kegiatan guru pertama menyeleksi konsep, nilai-nilai dan ketrampilan yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dari berbagai mata pelajaran. Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah lebih mudah mengaitkan materi pembelajaran dari berbagai mata pelajaran.Model inilah yang dikembangkan sebagai pembelajaran tematik terpadu di kurikulum 2013.
4.         Langkah-langkah pembelajaran tematik :
·            Menetapkan mata pelajaran          
        Semua mata pelajaran yang akan diajarkan diinventarisir. Mata pelajaran tersebut dipetakan atas kompetensi inti dan kompetensi dasar.
·            Menetapkan KD dan indicator
        Setelah melakukan penetapan mata pelajaran dan memetakan KI dan KD maka guru perlu untuk menterjemahkan kompetensi dasar (KD) ke dalam indikator. Indikator merupakan alat ukur yang akan digunakan oleh guru dalam teknis pembelajaran.
·            Menginventarisir tema
        Beberapa mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indicator akan diikat dengan tema. Tema merupakan media pemersatu agar penyajian pembelajaran bisa terintegrasi. Tema sebaiknya tidak terlalu luas tetapi juga jangan terlalu sempit. Tema yang terlalu luas bisa dijabarkan menjadi sub-sub tema atau anak tema yang lebih spesifik. Sub tema tersebut kemudian dijabarkan dalam materi pembelajaran
·            Pemetaan
        Pemetaan mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator ke dalam tema merupakan dasar penyusunan matrik.
a.          Menyusun matrik
        Pada tahap ini dilakukan pemetaan keterhubungan kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang bisa disatukan dalam sebuah tema dalam bentuk matriks. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran.
b.         Menyusun kalender tematik
Kalender tematik dibuat setelah matrik Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang diikat dalam tema selesai dibuat. Kalender ini sebagai panduan guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yang berfungsi sebagai jadwal
c.          Mempelajari silabus
Mempelajari Silabus yang nantinya akan dijabarkannya ke dalam RPP.

5.         Implementasi pendekatan scientific dalam pembelajaran tematik :
a.          Invitasi/apersepsi
Pada tahap ini guru melakukan brainstrorming dan menghasilkan kemungkinan topik untuk penyelidikan.Topik dapat bersifat umum atau khusus, tetapi harus mampu menimbulkan minat siswa dan memberikan wilayah yang cukup untuk penyelidikan. 
b.         Eksplorasi
Pada tahap ini siswa dibawah bimbingan guru mengidentifikasi topik penyelidikan. Pengumpulan data dan informasi selengkap-lengkapnya tentang materi dapat dilakukan dengan bertanya (wawancara), mengamati, membaca, mengidentifikasi, serta menganalisis (menalar) dari sumber-sumber langsung (tokoh, obyek yang diamati) atau sumber tidak langsung misalnya buku, koran, atau sumber informasi publik yang lain.
c.           Mengusulkan penjelasan/solusi
Pada tahap ini seluruh informasi, temuan, sintesa yang telah dikembang kan dalam proses penyelidikan dibahas dengan teman secara berpasang an / dalam kelompok kecil. Saling mengkomunikasikan hasil temuan, menguji hipotesis kemudian melaporkan / menyajikannya di depan kelas untuk menggambarkan temuan setelah pembahasan.
d.          Mengambil tindakan
Berdasarkan temuan yang dilaporkan, siswa menindaklanjuti dengan menyusun simpulan serta penerapan dari temuan-temuannya.Untuk mengungkap pengetahuan dan penguasaan siswa terhadap materi dapat dilakukan melalui evaluasi.
e.          Penilaian pembelajaran tematik menggunakan 5 (lima) domain, yaitu 1) Konsep; 2) Proses; 3) Aplikasi; 4) Kreativitas dan 5) Sikap. Penilaian otentik sesuai diterapkan dalam penilaian pembelajaran tematik integrative. 









JAWAB

PENYUSUNAN BAHAN AJAR
1.      Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Bahan ajar sering juga dipahami sebagai sumber belajar yakni sumber bahan yang ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu peserta didik dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum.
Jenis/bentuk-bentuk bahan ajar antara lain :

·         Bentuk Teks
Buku teks pelajaran
Modul
Diktat
Handout
Petunjuk praktis
·         Non Teks
Situasi pengalaman belajar
Audio-visual
Visualisasi verbal
Audio-Verbal

LKS

Kosasih Djahiri (1979) pernah menegaskan bahwa materi PKn hendaknya lebih menitikberatkan pada pembinaan watak, pemahaman dan penghayatan nilaidan pengamalan Pancasila dan UUD 1945 sebagai falsafah dasar dan pandangan hidup bangsa, pembinaan siswa untuk melihat kenyataan, fokus belajar pada konsep yang benar menurut dan sesuai dengan Pancasila.
Contoh ruang lingkup materinya adalah :
·      Kandungan Moral Pancasila dalam Lambang Negara
·       Bentuk dan tujuan norma/kaidah dalam masyarakat
·       Semangat kebersamaan dalam keberagaman
·      Persatuan dan kesatuan bangsa

2.      Peran penting guru dalam kaitannya dengan keberadaan bahan ajar adalah sebagai berikut :
Guru perlu menyusun bahan ajar, mengapa? Karena bahan ajar sebagai (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan memahami dan menguasai materi yang disusun, diharapkan guru akan terbantu dan tidak mengalami kesulitan dalam mengembangkan materi pembelajaran di kelas. Dengan demikian, kemampuan guru dalam membelajarkan PKn menjadi semakin kaya. Implikasi lebih lanjut, para siswa akan semakin menyenangi belajar PKn karena gurunya memiliki kemampuan dalam memilih dan mengembangkan pembelajaran yang menarik dan beragam sesuai dengan kebutuhan para siswa.
3.      Bahan ajar yang disusun hendaknya tidak menyimpang dari tujuan yang telah digariskan. Bahan ajar dalam pembelajaran mesti mencerminkan tujuan apa yang hendak dicapai. Oleh karena itu kesesuaian bahan ajar dengan pembelajaran merupakan bagian penting untuk menyusun bahan ajar.
Adapun berbagai pertimbangan dalam menyusun bahan ajar, sebagai berikut :
·         Potensi peserta didik
·         Relevansi dengan karakteristik daerah
·         Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik
·         Kebermanfaatan bagi peserta didik
·         Struktur keilmuan
·         Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
·         Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
Alokasi waktu
4. Langkah-langkah penyusunan bahan ajar :
a. Penjabaran KD – Materi Esensial
Penjabaran KD dilakukan untuk menentukan materi esensial yang akan diberikan pada peserta didik. Dari hasil penentuan materi tersebut kemudian dapat ditentukan kompetensi-kompetensi mana yang memerlukan bahan ajar.
b. Mengidentifikasi jenis materi mata pelajaran
Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis (Reigeluth, 1987), yaitu:
·         Fakta, misalnya sejarah, kisah nyata (true story), lambang atau      simbol, nama-nama tokoh, dan sebagainya.
·         Konsep, misalnya pengertian, definisi, ciri khusus, komponen, dan sebagainya.
·         Prinsip, misalnya dalil, rumus, adigium, postulat, teorema, sebab akibat, dan sebagainya.
·         Prosedur, adalah langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan tugas.
c . Memilih jenis materi yang relevan dengan Kompetensi Dasar
Pemilihan jenis materi yang tepat dapat membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
d.      Memilih jenis materi yang relevan dengan Kompetensi Dasar
Pemilihan jenis materi yang tepat dapat membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
e.       Menyusun peta konsep materi
Peta konsep materi atau bahan ajar diperlukan guna mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan materinya seperti apa.
f.       Memilih sumber materi
Materi pembelajaran dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dan sebagainya.
g.      Menjabarkan materi menjadi bahan ajar
5        . Contoh ril mengenai cakupan materi/bahan ajar maple PKn di SD/MI :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar